GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 
Tampilkan postingan dengan label Kreasi SMK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kreasi SMK. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2016

Guru itu Digugu dan Ditiru

Oleh : Itje Chodidjah

Slogan guru digugu dan ditiru ini ini memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru. Landasan falsafah di balik slogan ini adalah bahwa  sosok seorang guru dapat dipercaya dan ditiru. Hal ini mengisayaratkan bahwa dalam berbagai kegiatan kehidupan, masyarakat berharap guru sebagai tauladan. Ketika di sekolah guru menjadi panutan bagi siswanya.

Dalam konteks sekolah, guru dipercaya karena diharapkan guru akan selalu menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru juga diharapkan bertingkahlaku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Secara komulatif diharapkan hasil pendidikan di sekolah dengan anak didik yang berasal dari berbagai keluarga yang berlatar belakangnya berbeda akan menjadi kelompok masyarakat yang madani.

Sekolah yang penyenggaraannya harus dipimpin oleh para guru memiliki peranan penting bagi tumbuh kembangnya masyarakat. Tingkah laku yang muncul di masyarakat mau tidak mau tetap diwarnai oleh apa yang dianut oleh para guru, yang didalamnya ada kelompok kepala sekolah dan pengawas sekolah, dalam menyelenggarakan proses mendidik.

Bertanggung jawab

Ketika seseorang memutuskan untuk mengambil profesi menjadi guru, maka ia harus memahami bahwa ia sedang memutuskan untuk menjadi bagian dari  kehidupan individu-individu yang dididiknya. Secara bawah sadar, anak didik yang bernaung di kelasnya berharap banyak bahwa mereka akan mendapat berbagai pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidupnya. Harapan tersebut tentu saja juga merupakan harapan orang tua, masyarakat, dan negara.

Senin, 20 Februari 2012

Sampah Plastik Jadi "Minyak"




KOMPAS.com - Berawal dari keprihatinan pada sampah plastik yang sulit terurai, siswa SMK Negeri 3 Kimia Madiun mencoba mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Dari uji coba sejak tahun 2008 terciptalah ”minyak plastik” yang bisa digunakan sebagai bahan bakar lampu tempel, kompor, bahkan motor dan mobil.

Berbekal alat pembakaran dan penyulingan (plastic oil destilator) hasil
rakitan sendiri yang dibuat dari tabung elpiji ukuran 3 kilogram, jenis plastik apa pun bisa diolah menjadi bahan bakar minyak. Saat ini yang diprioritaskan plastik dari tas keresek dan botol air kemasan. Ke depannya, direncanakan mengolah ban bekas.

Ide yang lahir dari salah seorang guru, Tri Handoko, itu rupanya efektif mengubah 1 kilogram plastik menjadi 1 liter bahan dasar minyak atau minyak mentah. Ketika diolah menjadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9 liter. Kotoran yang melekat pada plastik berpengaruh pada kualitas minyak yang dihasilkan.

”Makin bagus plastiknya, makin bersih minyaknya. Kualitas paling bagus dari gelas air kemasan. Kalau tas keresek kurang jernih,” kata Sulistyono, siswa kelas XI Program Keahlian Kimia Industri.

Siswa yang telah diajari proses pengolahan sejak kelas X ini menjelaskan, dengan suhu 250-400 derajat  celsius, proses pengolahan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Prosesnya, sampah plastik dibakar di dalam tabung gas, lalu disuling melalui pipa tembaga dan dijernihkan di tabung penadah uap (hidrokarbon). Uap ini lalu mengendap menjadi minyak yang digunakan sebagai bahan bakar.

”Kualitas minyak dari plastik ini lebih baik daripada minyak tanah. Nilai oktannya kira-kira 84-85. Namun, masih di bawah premium dan pertamax,” kata Sulistyono.

Senin, 13 Februari 2012

Rajawali ESMKA versus Boeing Business Jet 2


[http://www.desamerdeka.com] - Redaksi :  Beberapa hari terakhir berita tentang pesawat kepresidenan demikian santer menjadi pembicaraan. Presiden atau “orang orang” nya demikian fasih menjelaskan tentang keuntungan dan perlunya Presiden memiliki pesawat kepresidenan.

Berita seputar pesawat kepresidenan ini menyusul setelah beberapa waktu yang lalu Indonesia disibukkan dengan pro kontra penggunaan Mobil produk SMK oleh walikota Solo.

Antara Solo dan Jakarta

Walikota Solo mencoba mendobrak kelambatan perhatian publik terhadap prestasi anak didik SMK yang telah mampu memproduksi mobil dan kemudian beberapa hari lalu mendapat dukungan KBRI Berlin untuk memfasilitasi pertemuan dengan perusahaan-perusahaan mobil ternama di Jerman seperti BMW, VW dan Mercedes.

Meski belum mendapatkan uji kelayakan kendaraan bermotor, Walikota Solo berani menyatakan diri Pemkot Surakarta akan membeli mobil esemka dan menggunakannya untuk kendaraan dinas Walikota dan Wakil Walikota.

Semnetara Lembaga Kepresidenan Republik Indonesia yang merasa memiliki alasan untuk membeli pesawat kepresidenan dan Presiden  yang selalu mendengung-dengungkan cinta produksi dalam negeri tenyata lebih memilih menggunakan Boeing daripada produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk pesawat kepresidenan.

Kita semua tahu, PT Dirgantara Indonesia (DI) adalah produsen pesawat terbang milik negara yang telah juga memproduksi pesawat kepresidenan untuk 3 negara Malaysia, Korea Selatan dengan CN-235 nya. Bahkan telah ada 15 negara menggunakan pesawat CN-235 antara lain Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Malaysia, Thailand, Turki, Brunei Darussalam, Pakistan, dan Arab Saudi dengan jumlah 315 pesawat, ini artinya produk dalam negeri ini layak pakai dan layak dipercaya untuk digunakan.

Rabu, 08 Februari 2012

Keutamaan Memakai Nama ESEMKA

Oleh: Ibnu Hamad
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud

Kehadiran mobil ESEMKA telah menarik perhatian publik. Apalagi sejumlah selebriti politik ikut terlibat dalam pro dan kontra; memanfaatkannya sebagai kendaraan pencitraan. Alhasil, merek mobil ESEMKA langsung melejit sebelum produknya sendiri berlalu lalang di jalan-jalan beraspal di seluruh Indonesia.

Dalam polemik itu, berbagai aspek mobil ESEMKA diperdebatkan sejak dari karoseri, uji emisi, dukungan kebijakan pemerintah, hingga masalah produksi massalnya; bahkan ada mengomentari khusus mengenai tampilan muka yang katanya seperti mobil merek anu sedangkan tampak belakangnya mirip mobil merek anu.

Tak terkecuali ada yang mengeritik nama ESEMKA itu sendiri. Dalam sebuah tulisan di Koran Sindo, edisi Rabu 18 Januari 2012, seorang pakar merek (brand) Amelia E. Maulana, PhD menulis dengan judul “Urgent: Ganti Nama ESEMKA”. Untuk itu ia mengeluarkan tiga tip. Selengkapnya kita kutipkan lagi di bawah ini.

Tip 1. Menjauh dari nama SMK. Katanya, makna brand itu sarat dengan asosiasi. Jika asosiasinya kebetulan positif, itu menguntungkan. Tetapi sebaliknya, apabila namanya saja sudah mempunyai asosiasi pada hal-hal yang tidak sebenarnya atau mengurangi kepercayaan, maka menggunakan nama tersebut harus dipikirkan sekali lagi.

Jumat, 13 Januari 2012

Mobil Esemka Muhammadiyah 2 Borobudur, Magelang Diluncurkan


Metrotvnews.com, Magelang: Mobil Esemka buatan Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/1), diluncurkan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammdiyah Dien Syamsuddin. Sebanyak 50 unit mobil buatan siswa SMK Muhammadiyah Magelang itu langsung terjual dalam sekejap.

Peluncuran mobil jenis SUV karya siswa-siswa SMK Borobudur, Magelang, Jawa Tengah itu, ditandai dengan test drive oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin. Peluncuran mobil jenis SUV yang diberi merk Sang Surya tersebut, langsung disambut positif sejumlah pihak.

Beberepa universitas, seperti Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhamamdiyah Surakarta, dan Universitas Yogyakarta, langsung memesan mobil buatan siswa SMK 2 Muhammadiyah Borobudur tersebut. Mobil jenis SUV ini dijual dengan harga kurang dari Rp200 juta.

Dien Syamsudin mengaku bangga dengan mobil karya anak siswa SMK Muhammadiyah tersebut, karena mampu bersaing dengan mobil buatan luar negeri. Dien berharap, kualitas dan kuantitas mobil buatan siswa-siswa SMK terus bisa ditingkatkan, sehingga mampu terus bersaing.

Dalam peluncuran itu, lebih dari 50 unit mobil dari berbagai jenis, seperti  jenis SUV, double cabin, ambulance serta bus panggung serbaguna telah terpesan. Saat ini, meski  proses pembuatan mobil masih secara manual, pihak SMK Muhammadiyah 2 Borobudur dengan dukungan para ahli, akan berusaha  keras memenuhi target para pemesan yang terus bertambah.(RIZ)

Selasa, 10 Januari 2012

2013, Produk SMK Diproduksi Massal

KOMPAS/BANAR FIL ARDHI: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, saat diwawancara Kompas.com, di ruang kerjanya, Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (19/12/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan difabrikasi atau diproduksi secara massal pada tahun 2013. Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, Senin (9/1/2012), di Jakarta.

"Target utama kami adalah membawa karya anak-anak bangsa ini untuk diproduksi secara massal agar bisa masuk ke pasar domestik. Sayang jika karya kreatif mereka hanya sampai pada ide belaka," kata Nuh.

Pada tahun 2012 ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyelesaikan tahapan kelayakan teknis sehingga pada tahun berikutnya dapat menyiapkan karya para siswa ke tahapan terakhir, yaitu fabrikasi. Nuh menjelaskan, tiga pilihan akan digunakan oleh kementerian untuk mencapai tujuan itu.

Pilihan pertama adalah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkaitan. Kedua, menyerahkan kepada investor swasta yang tertarik, dan terakhir adalah dengan kolaborasi antara pemodal privat dan BUMN.

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]