GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Senin, 13 Februari 2012

Rajawali ESMKA versus Boeing Business Jet 2


[http://www.desamerdeka.com] - Redaksi :  Beberapa hari terakhir berita tentang pesawat kepresidenan demikian santer menjadi pembicaraan. Presiden atau “orang orang” nya demikian fasih menjelaskan tentang keuntungan dan perlunya Presiden memiliki pesawat kepresidenan.

Berita seputar pesawat kepresidenan ini menyusul setelah beberapa waktu yang lalu Indonesia disibukkan dengan pro kontra penggunaan Mobil produk SMK oleh walikota Solo.

Antara Solo dan Jakarta

Walikota Solo mencoba mendobrak kelambatan perhatian publik terhadap prestasi anak didik SMK yang telah mampu memproduksi mobil dan kemudian beberapa hari lalu mendapat dukungan KBRI Berlin untuk memfasilitasi pertemuan dengan perusahaan-perusahaan mobil ternama di Jerman seperti BMW, VW dan Mercedes.

Meski belum mendapatkan uji kelayakan kendaraan bermotor, Walikota Solo berani menyatakan diri Pemkot Surakarta akan membeli mobil esemka dan menggunakannya untuk kendaraan dinas Walikota dan Wakil Walikota.

Semnetara Lembaga Kepresidenan Republik Indonesia yang merasa memiliki alasan untuk membeli pesawat kepresidenan dan Presiden  yang selalu mendengung-dengungkan cinta produksi dalam negeri tenyata lebih memilih menggunakan Boeing daripada produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk pesawat kepresidenan.

Kita semua tahu, PT Dirgantara Indonesia (DI) adalah produsen pesawat terbang milik negara yang telah juga memproduksi pesawat kepresidenan untuk 3 negara Malaysia, Korea Selatan dengan CN-235 nya. Bahkan telah ada 15 negara menggunakan pesawat CN-235 antara lain Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Malaysia, Thailand, Turki, Brunei Darussalam, Pakistan, dan Arab Saudi dengan jumlah 315 pesawat, ini artinya produk dalam negeri ini layak pakai dan layak dipercaya untuk digunakan.



Antara Jokowi dan SBY

Walikota Solo Joko Widodo  yang lebih dikenal dengan nama Jokowi ternyata lebih menunjukkan karya dalam memajukan produksi dalam negeri dengan menjadi Brand Ambassador Mobil Esemka.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih dikenal dengan pangilan SBY begitu aktif  mengkampanyekan cinta produk dalam negeri dan secara resmi juga meluncurkan logo ’100 Persen Cinta Indonesia bahkan dalam Inpres No 2 Tahun 2009 secara jelas menyatakan tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang berlaku efektif pada Maret 2009 dan diharapkan menjadi stimulus untuk meningkatkan aspek cinta produk dalam negeri, ternyata lebih memlik Boeing Business Jet 2 untuk pesawar kepresidenan dari pada menggunakan CN-235 prosuksi dalam negeri.

Rasanya kita memerlukan pemimpin yang  mampu “berkarya dan menjadi berita” bukan pemimpin yang hanya mampu “menjadi berita tanpa karya”… kita tunggu langkah lanjutan siapa yang hanya bercerita dan siapa yang mampu berkarya.



Artikel Terkait :

Tidak ada komentar:

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]