GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Selasa, 10 Januari 2012

2013, Produk SMK Diproduksi Massal

KOMPAS/BANAR FIL ARDHI: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, saat diwawancara Kompas.com, di ruang kerjanya, Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (19/12/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan difabrikasi atau diproduksi secara massal pada tahun 2013. Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, Senin (9/1/2012), di Jakarta.

"Target utama kami adalah membawa karya anak-anak bangsa ini untuk diproduksi secara massal agar bisa masuk ke pasar domestik. Sayang jika karya kreatif mereka hanya sampai pada ide belaka," kata Nuh.

Pada tahun 2012 ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyelesaikan tahapan kelayakan teknis sehingga pada tahun berikutnya dapat menyiapkan karya para siswa ke tahapan terakhir, yaitu fabrikasi. Nuh menjelaskan, tiga pilihan akan digunakan oleh kementerian untuk mencapai tujuan itu.

Pilihan pertama adalah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkaitan. Kedua, menyerahkan kepada investor swasta yang tertarik, dan terakhir adalah dengan kolaborasi antara pemodal privat dan BUMN.


"Saya optimistis karya anak-anak ini akan mampu menembus pasar domestik yang sangat besar. Indonesia penduduknya 220 juta jiwa, itu jumlah yang sangat besar," kata dia.

Meski demikian, ia mengingatkan, potensi para anak bangsa ini dapat terhambat jika ada intervensi atau campur tangan politik yang negatif seperti terjadi pada kasus pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, sekarang PT Dirgantara Indonesia).

IPTN, yang memproduksi dan meluncurkan pesawat desain dalam negeri N-250 Gatotkaca pada tahun 1995, dituding sebagai BUMN yang hanya menghabiskan anggaran negara karena tidak mampu memasarkan produknya.

"Kasihan jika potensi anak-anak kita terhambat hanya karena intervensi politik negatif," kata Nuh.

Menurut Nuh, persoalan lain yang menjadi hambatan adalah standar kualitas guru. "Sebagian besar guru yang mengajar di SMK saat ini adalah lulusan perguruan tinggi fakultas pendidikan yang mendapat kursus tambahan. Padahal, idealnya, guru SMK adalah lulusan politeknik yang benar-benar mengerti keahlian teknis," kata dia.

Sebelumnya, produk SMK mendapatkan perhatian publik ketika Wali Kota Surakarta Joko Widodo membeli mobil Kiat Esemka untuk digunakan sebagai mobil dinas. Beberapa waktu yang lalu, Gubernur Jakarta Fauzi Bowo juga mengungkapkan bahwa pelajar SMK Jakarta juga sudah mampu merakit pesawat, Jabiru. Pesawat ini dirakit oleh para siswa SMKN 29 Jakarta.

Tidak ada komentar:

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]