GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Rabu, 17 Juli 2013

"Rahmatan li al-'Alamin ala Cendikiawan"

Oleh : Buya Gusrizal Gazahar
بسم الله الرحمن الرحيم
 
Aneh para pemikir yang mengaku cendikiawan muslim di negeri ini.
mereka bicara Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam (rahmatan li al-'alamin) dengan jargon:
"kenapa ahmadiyyah dinyatakan sesat ?".

"biarkan saja lah sekelompok orang yang mengaku muslim mencaci maki shahabat dan isteri Rasul saw"
"Bertoleransilah walaupun kristenisasi masuk kampung dan rumah tangga kaum muslimin".
"Diam saja lah walaupun Rasul saw dihina dan dimaki".
"Semua yang terjadi hanya perbedaan pandangan atau perbedaan penafsiran"

Masya Allah !!! Inikah pemahaman rahmatan li al-'alamin ???
Mereka yang masih berusaha menjelaskan Islam dengan menggunakan pendekatan haq dan bathil diberi julukan fondamentalis, mainstream, tradisional bahkan ada yang menganggapnya teroris. Masih menurut mereka, "cara-cara itu tidak menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin".

Bagi mereka, rahmatan lil 'alamin adalah tidak bicara benar salah atau haq dan bathil, sesat dan tidak sesat tapi bagaimaan memandang semua itu hanya perbedaan sudut pandang bahkan semua agama itu sama yaitu sama berasal dari tuhan karena itu mereka mengajak semua agar bersama. Sama-sama natal, sama-sama nyepi, sama-sama waisak kalau perlu dibuat ritual lintas agama.

Kadang kita tertawa mendengarkan komentar para penyandang sebutan intelektual itu namun sebenarnya ada rasa kesedihan yang mendalam ketika mendengarkan semua itu.

Tidakkah mereka tahu bahwa kalimat "rahmatan li al-'alamin" itu terdapat dalam surat al-anbiya' yang berbunyi:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
 
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (QS. al-Anbiya' 21 : 107)
Tidakkah mereka perhatikan ayat sesudahnya yang membicarakan keislaman dalam menerima ajaran tauhid yang berarti menolak segala bentuk kesyirikan dan kekufuran.

قُلْ إِنَّمَا يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ
 
"Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya ilah kalian adalah ilah Yang Esa. Maka adakah kalian akan menjadi orang-orang yang berserah diri (kepadaNYA)". (QS. al-Anbiya' 21 : 108)

Nah... bagaimana rahmatan li al-'alamin difahami dengan sama-sama natal atau membiarkan saja pemurtadan..!

Coba lihat lagi penutup surat itu !

قَالَ رَبِّ احْكُم بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
 
"(Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan". (QS. al-Anbiya' 21 : 112)

Terus... kenapa tidak boleh bicara benar salah ??? Padahal dalam ayat itu, Rasulullah saw meminta agar ada garis pemisah anatara haq dan bathil.

Sayang sekali, mereka terus akan berkata, "yang tahu benar salah itu hanya lah tuhan. Kebenaran yang disampaikan itu hanyalah relatif dan salah satu penafsiran". Jadi... sepertinya agama ini semuanya menurut mereka adalah produk penafsiran. Padahal ketika mereka belajar sholat, mereka tidak bertanya kepada Tuhan apakah sholat mereka itu benar atau salah.

Mereka kira semua perbedaan antara agama dengan agama atau aliran dengan aliran seperti perbedaan qunut dan tidak qunut pada waktu sholat shubuh.

Sepertinya ini lah dampak dari sekularisasi selama ini dimana agama tidak lagi punya hak untuk menentukan kebenaran dan tidak boleh ada lagi kebenaran yang dianut selain dari pendapat orang banyak. Untuk memuluskan jalan ke arah sekularisme itu, mereka kemukakan pluralisme agama dan liberalisme.

Ujung yang mereka tuju sepertinya menjadikan agama terpojok di ruang masjid dan madrasah sehingga tidak punya hak dalam ruang publik sosial. Yang menjadi aturan dalam ruang itu hanyalah konsensus bersama yang tak boleh menyinggung-nyinggung urusan agama.

Yah... akhirnya kita akan melihat terjadinya apa yang diperingatkan oleh Allah swt kepada bani israil:

ثُمَّ أَنتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِّنكُم مِّن دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِم بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِن يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
 
"Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh diri kalian dan mengusir segolongan dari kalian dari kampung halaman mereka dengan bantu membantu atas mereka dengan berbuat dosa dan permusuhan. Namun jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kalian beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kalian melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dilemparkan kepada siksa yang sangat dahsyat dan Allah tidak pernah lengah dari apa yang kamu perbuat". (QS. al-Baqarah 2 : 85)

Padang, 8 Ramadhan 1434 H.
و ما مقصودي إلا الإصلاح
و ما توفيقي إلا بالله
هدانا الله و إياكم لما يحبه و يرضاه
 
Artikel Terkait :

Tidak ada komentar:

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]