GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Rabu, 31 Oktober 2012

Menjunjung Bahasa Nasional, Memelihara Bahasa Lokal


JAKARTA, KOMPAS.com — Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Dari awalnya, bahasa Indonesia dideklarasikan dan ditujukan sebagai bahasa pemersatu untuk banyak etnis yang diam di Nusantara.

Oleh karena itu, penguatan mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu dilakukan di sekolah sejak dini. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Mahsun, berharap sekolah bisa memberikan pengetahuan dasar soal kebahasaan yang dapat menjunjung kebahasaan untuk mempererat persatuan bangsa.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Peran Bahasa Ibu dalam Membangun Kebudayaan Daerah

Oleh : Mahsun
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud
-
Pendahuluan
---  
Ahli bahasa atau linguis mungkin akan merasa sangat puas tatkala menganalisis bahasa sebagai suatu sistem, di mana fungsi variabel-variabel linguistik tergantung pada gejala-gejala lingusitik lain, sehingga dia tidak perlu mencari penjelasan yang berada di luar bahasa untuk menyelesaikan masalah kebahasaan. Namun demikian, amatlah penting untuk disadari bahwa bahasa digunakan oleh manusia yang mejadi anggota masyarakat tertentu, yang masing-masing memiliki kebudayaan yang khas.

Ada kecenderungan bahwa para individu berbeda-beda dalam penggunaan bahasa. Oleh karena itu, Variabelvariabel sosial seperti kelas dan status orang yang berbicara juga mempengaruhi caranya menggunakan bahasa. Selain itu, orang memilih menggunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga dapat menyampaikan sesuatu yang berarti, dan apa yang berarti dalam kebudayaan yang satu dapat berbeda dengan apa yang berarti dalam kebudayaan yang lain. Dalam kenyataannya, cara kita menggunakan bahasa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan kita.

Jumat, 26 Oktober 2012

Bahasa Inggris Bisa Masuk Muatan Lokal atau Ekskul

Video Ilustrasi : Ini Dia Terapi Bagi Anak yang Bingung Bahasa

-->

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurikulum baru untuk tahun ajaran 2013/2014 masih dalam tahap pembahasan tingkat internal. Meski begitu, polemik mengenai penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum baru tersebut semakin ramai.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan bahwa yang dimaksud olehnya bukan penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris untuk sekolah dasar, melainkan tidak dijadikan mata pelajaran wajib bagi anak sekolah dasar.

"Bukan dihapus, tapi tidak diwajibkan. Sekarang pun pelajaran Bahasa Inggris tidak diwajibkan," kata Musliar kepada Kompas.com, Kamis (25/10/2012).

Ia menjelaskan bahwa bagi sekolah yang ingin menjadikan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan diperbolehkan untuk memasukkannya sebagai muatan lokal atau dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Kamis, 25 Oktober 2012

Khutbah Idul Adha 1433 H: Harapan Nabi Ibrahim, Harapan Kita Semua

Oleh: Drs. Ahmad Yani
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:

 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.

Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,  di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.

Ibadah haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as harus kita pahami untuk selanjutnya kita teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, kita bahas Empat Harapan Nabi Ibrahim yang termuat dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua yang harus diperjuangkan. Pertama, Harapan Atas Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari kemusyrikan, Menurut Sayyid Quthb dalam tafsirnya: “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah swt.”  Karena itu, iman atau tauhid merupakan nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman menceritakan doa Nabi Ibrahim as:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).

Mendikbud Siapkan Uji Publik Untuk Kurikulum Baru


(Ilustrasi : Video Visi Pendidikan Singapore 2015)
 


SURABAYA, KOMPAS.com - Mendikbud Muhammad Nuh menyatakan pihaknya telah menyiapkan uji publik untuk kurikulum baru pada Desember mendatang.

"Kurikulum baru itu sekarang masih dirumuskan tim terkait naskah akademik dan kaji ulang sebelum uji publik," katanya di Surabaya, Rabu (24/10/2012).

Ia mengemukakan hal itu setelah meresmikan Airlangga Convention Centre (ACC) yang merupakan pusat kegiatan sivitas akademika, baik berskala regional maupun nasional.

Sebelumnya, Mendikbud juga menghadiri pemilihan pimpinan Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang menetapkan Mensesneg Sudi Silalahi sebagai ketua untuk kedua kalinya.

"Dalam uji publik nanti, masyarakat punya kesempatan untuk mengkritik dan memberi saran, lalu tim akan merampungkan untuk dilaporkan kepada Wapres," katanya.

Selasa, 23 Oktober 2012

Guru Indonesia Miliki Kode Etik



JAKARTA, KOMPAS.com - Penegakan kode etik guru Indonesia yang disiapkan organisasi guru Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), bertujuan untuk menegakkan kehormatan dan wibawa guru yang profesional.

Adanya kode etik guru, menjadi acuan bagi guru dalam bertindak sesuai profesinya yang selama ini tidak jelas. Kode etik pun menjadi acuan, untuk dapat melihat sejauh mana guru mengemban tugasnya dengan menjunjung etika profesi.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Video hari ini : Science is for everyone, kids included

Speaker : 
  1. Beau Lotto (Neuroscientist, Artist) 
  2. Amy O'Toole: (Student)
Beau Lotto. mengatakan bahwa setiap kita dapat menjadi scientist dengan cara bermain yang menyenangkan. Sains bukan sesuatu yang memusingkan dan menyakitkan.

Beau Lotto bukan mengajarkan science dengan cara yang menyenangkan atau menunjukkan demonstrasi sains yang menakjubkan namun yang dilakukan memberikan cara pandang yang berbeda mengenai proses science discovery melalui penemuan pola dengan cara bermain. Lalu melibatkan siswa dalam proses penemuan ini dalam suasana yang serba tidak pasti dan belum pernah ada yang menemukan sains ini sebelumnya. Ternyata bermain dapat membantu proses menemukan pola-pola pada "ketidak pastian" untuk menjawab "Why".

Tidak tanggung-tanggung, Beau Lotto, bahkan membimbing anak2 SD, usia 8 - 10 tahun untuk melakukan proses penemuan sains (science discovery) mengenai perilaku lebah terhadap warna bunga. Anak SD itu secara curious dan fun menjalani proses itu layaknya sebuah permainan. Mereka menyusun dan merancang sendiri model percobaan dan mengumpulkan data hasil pengamatan lalu menuliskan kesimpulan-kesimpulan dengan perspektif anak-anak. 
Beau Lotto dan guru-guru lain memfasilitasi, bahkan semuanya berada pada situasi yang "uncertainty". Kondisi "ketidakpastian" inilah yang menjadi dasar dari semua permainan yang menyenangkan untuk menemukan pola, dan pola inilah yang disebut dengan pengetahuan atau sains.

Selama 4 bulan, Beau Lotto, menemani anak2 SD itu melakukan penelitian, dan akhirnya semua proses dan kesimpulan dituangkan dalam sebuah "Journal Ilmiah". Karya anak2 ini kemudian dikirimkan ke sebuah lembaga penerbitan journal ilmiah sampai akhirnya diterbitkan dua tahun kemudian.

Anak-anak itu sepenuhnya yang memberikan masukan kata-katanya, dan Beau Lotto dan team guru yang menyusunnya dalam Journal Ilmiah. Karena itu di journal itu ada kata "Once upon time...". Ini asli kata-kata yang keluar dari anak-anak itu.

Inilah satu-satunya journal ilmiah karya anak-anak SD yang dipublikasikan oleh lembaga sains orang dewasa yang bergengsi. Intinya bukan obsesi melahirkan scientist yang hebat dan unggul, namun membangun konsep dan proses yang keren dan menyenangkan (cool & fun) terhadap penemuan science dengan cara pandang yang berbeda.
---


Transcript :
Beau Lotto: So, this game is very simple. All you have to do is read what you see. Right? So, I'm going to count to you, so we don't all do it together.

Okay, one, two, three. Audience: Can you read this?

BL: Amazing. What about this one? One, two, three. Audience: You are not reading this.

BL: All right. One, two, three. (Laughter) If you were Portuguese, right? How about this one? One, two, three.

Audience: What are you reading? 

Kamis, 18 Oktober 2012

Siswa Nakal Dididik di SPN

MoU Disdik dengan Polresta Tekan Tawuran

Tan Malaka, padangekspres.com - Dinas Pendidikan Padang akhirnya menandatangani kerja sama dengan Polresta Padang dalam menekan kenakalan remaja di Kota Padang. Kerja samanya berupa pembinaan bagi siswa nakal di Sekolah Kepolisian Ne­gara (SPN) Padangbesi.

Sementara siswa yang ter­tangkap karena terlibat tawuran, langsung dikeluarkan dari se­kolah. Jika tindakannya melukai ora­ng lain, siswa bersangkutan ditindak sesuai ketentuan hukum yang ada.

Nota kesepahaman (MoU) tersebut ditandatangani di depan Wali Kota Padang dan Kapolresta Padang, serta seluruh polsek dan kepala sekolah di Polresta Pa­dang, kemarin (16/10).

“Perjanjian kerja sama ini dibuat agar siswa berpikir dua kali untuk tawuran,” kata Kepala Di­nas Pendidikan Padang, In­dang Dewata, kepada wartawan.

Poin kerja sama lainnya, kata Indang, Disdik dan Polresta akan melakukan razia rutin di lokasi ya­ng sering dijadikan tempat ber­kum­pul para siswa. “Pe­nga­wasan ju­ga dilakukan polisi di sekolah dengan menggandeng polsek terdekat,” ucapnya.

Khusus untuk pembinaan di SPN Padangbesi, kata Indang, masih perlu kajian lanjutan ter­kait biaya, persetujuan orangtua, pola pembinaan yang diterapkan.

Selasa, 09 Oktober 2012

Kemampuan Mengajar Guru di AS Dinilai dari Hasil Ujian Murid



Salah satu tolok ukur untuk menilai kemampuan mengajar seorang guru di Amerika adalah berdasarkan hasil ujian dari para muridnya.

Saat ini, Washington DC memiliki lebih dari 4.000 guru yang mengajar di sekolah negeri.  Tidak sebatas hanya mengajar, guru-guru tersebut diharapkan bisa menaikkan kemampuan akademis murid-murid mereka.

Bagaimana kemampuan mengajar para guru di Washington DC dinilai?  Penilaian guru itu dilakukan berdasarkan sebuah sistim yang dinamakan IMPACT.  Sistim itu menilai kemampuan mengajar guru berdasarkan  pencapaian murid dalam mengerjakan ujian yang sudah distandarisasi.

Senin, 08 Oktober 2012

Canberra Luncurkan Website untuk Indonesia

 

-->

 

CANBERRA, KOMPAS.com - Sebuah website yang menampung kepingan pemikiran para peneliti, akademisi dan praktisi yang tertarik studi tentang Indonesia dari seluruh dunia diluncurkan di Canberra (Australia).

Menurut Ratih Maria Dhewi , mahasiswa tingkat doktoral di Universitas Canberra, selaku penggagas website ini menyebutkan bahwa website ini secara berkelanjutan akan mempublikasikan kepingan pemikiran para peneliti, akademisi, dan praktisi dalam catatan kontribusi berbentuk opini berstandar penulisan karya ilmiah.

"Saya menyadari bahwa setiap pemikiran yang konstruktif selalu memiliki arti. Oleh karena itu situs ini dipersembahkan untuk memberikan kontribusi pemikiran kepada bangsa Indonesia yang kita cintai bersama," kata Ratih yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia kepada koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya hari Minggu (7/10/2012).

Sejak diluncurkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Primo Alui Joelianto, 25 September lalu, situs ini telah menerima puluhan artikel dari berbagai kalangan peneliti mulai dari Guru Besar Institut Pertanian Bogor Profesor Sjafri Mangkupawira dan Profesor Musa Hubeis, Gede Arya Wiryana pemerhati masalah ketenagakerjaan Indonesia, hingga peneliti kelautan dari Universitas Gajah Mada, I Made Andi Arsana yang karyanya telah dipublikasikan dibanyak jurnal internasional.

Jumat, 05 Oktober 2012

Tausiah : Tafsir Ayat Kemenangan

Oleh: Muhammad Anis Matta, Lc.

Interaksi dengan Al-Quran bukan hanya melalui membaca dan mengkhatamkannya saja. Interaksi sebenarnya baru akan terwujud ketika seorang muslim merasa dibimbing Al-Quran dalam setiap interaksinya, termasuk pengalaman dan perjalanan hidup. Pola interaksi dengan Al-Quran itulah yang harus ditingkatkan agar Al-Quran benar-benar memberikan bimbingan dan petunjuk.

 

 

Salah satu kandungan Al-Quran adalah sejarah yang berisi fakta-fakta, kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta-fakta itu, tetapi bagaimana mengambil pelajaran dari fakta-fakta sejarah tersebut.

Di antara kisah Al-Quran yang erat kaitannya dengan kehidupan bernegara adalah kisah Nabi Yusuf a.s, Nabi Sulaiman a.s, dan Nabi Musa a.s.

Nabi Musa memberikan pelajaran bagaimana memposisikan diri sebagai oposisi. Nabi Yusuf memberikan pelajaran bagaimana “musyarakah” sehingga kisahnya yang berawal di penjara dapat berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman a.s, yang bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara. Ketiga cerita tersebut meskipun berbeda, tetapi mempunyai beberapa persamaan. Persamaan tersebut adalah:

1. Konflik

Baik ketika beroposisi, bermusyarakah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan cikal bakal konflik antara Nabi Musa a.s. dan Firaun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Firaun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya. Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kepada manusia. Manusia yang paling keras cobaannya adalah para nabi dan orang-orang yang paling “mirip” dengan para nabi itu, yaitu orang-orang shalih.

Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf dan Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara-saudaranya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Sayyid Quthb berkata, “Kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada.” Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan aka kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr.

Kamis, 04 Oktober 2012

Guru Kesulitan Buat KTSP

 

 


JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan kurikulum tidak berarti tanpa menyiapkan implementasinya, terutama di kalangan guru. Para guru merasa kebingungan menyongsong perubahan kurikulum baru yang diwacanakan pemerintah karena pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diberlakukan sejak 2006 saja tidak berjalan baik.

”Meski kurikulum diubahubah, itu bisa tidak berdampak jika guru tidak pandai menerjemahkannya dalam pembelajaran di dalam kelas,” kata Itje Chodijah, pendidik dan pelatih guru, di Jakarta, Selasa (2/10).

Menurut Itje, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak bisa dikembangkan sekolah. Ini karena guru tidak dilatih menerjemahkan standar isi yang ditetapkan pemerintah menjadi KTSP sesuai kondisi dan kebutuhan di tiap sekolah.

Turman, guru di salah satu SDN di Serang, Banten, mengatakan, para guru butuh dibantu untuk bisa memahami kurikulum. Seharusnya hal ini bisa dipelajari dalam kelompok kerja guru, tetapi kenyataannya tidak berjalan.

”Membuat KTSP hingga rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP masih sekadar untuk memenuhi administrasi dokumen,” kata Turman. ”KTSP yang dibuat sekolah secara umum tidak berjalan,” ujarnya.

Pola tak berubah


Itje menambahkan, meski kurikulum sering berubah, kenyataannya pola mengajar guru di depan kelas tak banyak berubah.

”Dari dulu sampai sekarang, guru masih dominan menggunakan cara mengajar menerangkan. Mereka sangat mengandalkan buku teks. Kelemahan inilah yang jadi celah penerbit buku mengedarkan lembar kerja siswa,” ungkap Itje.

Itje mengatakan, pelatihan bagi guru memang sering dilakukan, tetapi lebih pada sosialisasi atau konsep. ”Padahal, guru butuh contoh dan cara-cara praktis yang bisa diterapkan di dalam kelas,” katanya.

S Hamid Hasan, Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia, mengemukakan, pengembangan kurikulum harus dilakukan secara total, mulai dari penyiapan dokumen hingga penerapan di lapangan. Berdasarkan pengalaman, pemerintah sering kali sibuk mengubah kurikulum yang dianggap lebih baik, teatpi melupakan pelaksanaan dan evaluasinya. ”Para guru harus diberdayakan secara serius agar mampu mengimplementasikan perubahan kurikulum baru,” tutur Hamid.

Info : 
Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Th. 2006 [KLIK DISINI
-->

Rabu, 03 Oktober 2012

Kepala Sekolah, Pimpinan atau Pemimpin?

Oleh : Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa

Sekolah dan pemimpin, sepintas tak ada hubungan sama sekali di antara keduanya. Namun jika ditelisik lebih jauh, dua hal ini bisa saling mempengaruhi satu sama lain.

 

 

Sekolah tanpa pemimpin, apa jadinya. Apa mungkin sekolah tak punya pemimpin? Impossible, 'kan ada kepala sekolah. Persoalannya, benarkah figur kepala sekolah bisa jalankan peran sebagai pemimpin? Sadarilah, ini persoalan serius yang mesti dihadapi sekolah.

Sekolah butuh pemimpin, tapi tidak sebaliknya. Sekolah akan kehilangan arah andai tak ada kepala sekolah.

Kepala sekolah merupakan sosok yang bisa bangunkan motivasi mengajar para guru, membenahi sistem yang ada, menjadi teladan bagi para murid, penyambung aspirasi antara orang tua dengan pihak sekolah. Tak ada yang sangsikan peran kepala sekolah sangat penting. Penting bukan karena sekadar menyandang status kepala sekolah, tapi mampu jalankan peran serta fungsi.

Bicara soal eksistensi, ada dan tiadanya kepala sekolah tetap jadi perbincangan menarik. Lihat "drama" ketika terjadinya mutasi. Ada kepala sekolah yang ditangisi kepergiannya. Sontak semua stakeholders sekolah meminta dinas pendidikan mengurungkan keputusannya. Tak sedikit juga kepala sekolah yang disyukuri kepergiannya. Bahkan seluruh warga adakan acara syukuran. Mengapa hal ini terjadi?

Kepala sekolah adalah jabatan, setuju? Siapa pun yang menduduki jabatan itu, punyakah dia sifat kepemimpinan? Leader without leadership, itulah persoalan kita.

Jika ada kepala sekolah yang utamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan sekolah, pasti dia punya cara berpikir only for profit. Padahal jelas, sekolah bukan perusahaan apalagi ladang bisnis. Dia pasti akan bilang sekolah tak punya anggaran untuk meningkatkan kompetensi guru, ikutkan siswa dalam lomba-lomba antar sekolah, gaji guru selalu telat dibayar. Tapi di saat bersamaan, gaya hidupnya meruah-ruah. Mobil pribadinya bertambah terus, bangun rumah baru di kawasan elit, kisah yang memilukan bukan?

Selasa, 02 Oktober 2012

UJI KOMPETENSI GURU TETAP DIPERLUKAN




JAKARTA, [http://ukg.kemdikbud.go.id/] - uji kompetensi bagi guru didukung jika tujuannya untuk meningkatkan mutu guru. karena itu, uji kompetensi jangan dijadikan "hukuman" untuk menunda atau mencabut tunjangan profesi pendidik.

"Ujian kompetensi bagi guru ini penting. Uji kompetensi ini harus menjadi data awal untuk mengetahui aspek kompetensi mana yang lemah, di sanalah pemerintah harus melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi guru," kata Ketua Ikatan guru Indonesia Satria Dharma pekan lalu di jakarta.

Guru Perlu Motivasi dan Supervisor Edukatif

Oleh : ZULKARNAINI DIRAN
 

 

 

Di suatu sekolah, guru-guru bekerja ceria. Mereka berjalan ke depan kelas penuh percaya diri. Ia beranjak dari tempat duduk ke kantornya, menuju ruang kelas, lima menit sebelum lonceng masuk berbunyi. Ketika keluar dari kelas, terlihat di wajahnya kepuasan yang mengandung sejuta makna. Hampir semua guru melakukan itu, kegai­rahan, semangat, dan op­timistis penuh pengabdian, bersarang di dada dan dalam nurani guru-gurunya.

Di sekolah lain, wajah guru-gurunya selalu diselimuti awan mendung. Guru tegang, resah, dan gelisah. Nyaris penuh ketakutan. Pada saat tertentu, sudah lima sampai sepuluh menit lonceng ber­bunyi, mereka masih dibuai oleh berbagai kegiatan di kantor.

Rasa berat meng­angkat pinggulnya berangkat dari kursi, ia berjalan ke ruang kelas dengan rasa gelisah. Rasa susah, rasa pesimis, bahkan nyaris rasa malas bergelantungan di sanu­ba­rinya. Bagaikan rasa tak suka dan tak senang dengan profesi, ia tetap memaksakan diri menuju ruangan yang dipenuhi siswa itu.

Apa yang terjadi dengan kedua ilustrasi itu? Guru-guru dengan penetapan gaji yang sama dengan standar peng­hasilan yang sama, dengan surat keputusan pengangkatan yang  sama, tetapi berbeda dalam tindak dan tingkah laku melaksanakan tugas. Apa yang terjadi, ada apa gerangan?

Agaknya ilustrasi tersebut bukan mengada-ada. Kedua peristiwa tersebut dapat disimak, dapat diamati, dan dapat direkam, jika kita mau memusatkan perhatian ter­hadap perilaku guru di se­kolah. Akan lebih menarik dan lebih akurat hasilnya, jika dilakukan penelitian ilmiah tentang perilaku guru itu. Sekurang-kurangnya, dengan penelitian, beberapa fenomena psikologis tentang perilaku guru di sekolah akan dapat diungkapkan. Jika pula, pe­neilitian itu dimaksudkan untuk pengambilan kebijakan dalam pembinaan pendidik ini, tentulah hasilnya akan sangat bermanfaat.

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]