GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Senin, 05 November 2012

Video Hari ini : Prof. Dr. Musliar Kasim, Ph.D. Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia



Deskripsi :

Peringkat Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi, saat ini berada di nomor 63 dari 144 negara. Nomor 63 sendiri menjadi prestasi tersendiri, karena telah berhasil naik hingga tujuh poin dari peringkat tahun sebelumnya. Namun demikian, dunia pendidikan Indonesia masih harus terus memperbaiki diri untuk bisa meningkatkan peringkat Indonesia di dunia internasional.

Keynote awal dalam acara Konaspi VII tahun 2012 ini, disampaikan oleh Prof. Dr. Musliar Kasim, Ph.D. yang tak lain adalah Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan. Dalam sambutannya, Wakil Menteri memberikan pengantar singkat yang diberi judul "Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia." Judul yang digagas mengangkat isu tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa dibilang terus mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan data dari IMF. Oleh karena itu, Musliar menuturkan bahwa pandangan optimisme dunia terhadap Indonesia perlu untuk lebih ditegaskan. "Bila selama ini keburukan-keburukan Indonesia banyak, maka di pertemuan kali ini, kita akan membicarakan yang baik-baik," terang Musliar.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri memaparkan tentang tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi dunia global. Ia berasumsi bahwa dunia pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta, memiliki peran yang sangat penting. Lebih-lebih universitas-universitas yang tergabung dalam ALPTKI (Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia), karena lembaga inilah yang mencetak tenaga pendidik. Menurutnya, lembaga tersebut yang harus selalu mengawal isu-isu pendidikan di Indonesia.

Isu-isu pendidikan di Indonesia itulah, yang nantinya bisa dijadikan acuan dan evaluasi bagi penyelenggaraan pendidikan. Seperti isu yang belum lama terjadi adalah isu tentang pemotongan jumlah mata pelajaran. Berawal dari isu-isu seperti itulah, ALPTKI hendaknya peka dan tanggap dalam mencari solusi. "Isu pemotongan jumlah mata pelajaran, memang benar adanya. Mengapa demikian? Karena selama ini kita melihat realitas, di mana anak-anak kita menjalani sekolah dengan beban yang sangat berat," jelas Musliar.

Selain menjelaskan tentang berbagai fenomena pendidikan yang terjadi di Indonesia, di sesi penutup, Musliar menyampaikan inti sari sambutannya dalam lima kategori. Pertama, melalui acara KONASPI, hendaknya para civitas akademika bisa meningkatkan pendidikannya. Kedua, membina mahasiswa agar memiliki softskill yang baik dan terarah. Ketiga, KONASPI harus bisa mencari cara untuk meningkatkan kualitas dosen. Musliar menambahkan, bahwa pihak pemerintah telah menambah anggaran beasiswa bagi para dosen. Keempat, para dosen diminta untuk melaksanakan segala kewajibannya. Pihaknya menegaskan bahwa apabila ada dosen yang tak memenuhi segala kewajibannya, maka akan ada sanksi seperti dihambatnya tunjangan-tunjangan yang seharusnya didapat oleh si dosen. Terakhir, KONASPI yang digelar rutin hendaknya terus mengembangkan kemampuan para dosen dalam memberikan masukan khususnya di bidang kurikulum. Karena melalui kurikulum yang baiklah, pendidikan Indonesia bisa lebih maju.

[Sumber :  http://konaspi7.uny.ac.id/]

Tidak ada komentar:

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]