Oleh :
Muhammad Armand
(Ikatan Alumni Universitas Indonesia. Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan)
Artikel - berita lainnya, klik :
(Ikatan Alumni Universitas Indonesia. Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan)
Apakah PAUD berkontribusi baik atau buruk terhadap masa depan anak?. Belum ada jawaban pasti terhadap pertanyaan ini…! So,
masihlah mengendapkan sebuah tanda tanya besar. Analisa penulis,
seorang anak yang di-PAUD-kan suatu saat jika ia remaja, ia akan
menjumput satu per satu perilaku anak-anaknya yang sempat terlewatkan.
Apapun itu, PAUD pelan tapi pasti akan menjadi sebuah peradaban pendidikan di negeri ini. Ah…jika ingin safe, kita berkiblat sajalah kepada Teori Psikoanalisa (Nasib manusia tiada yang bisa menentukan) termasuk nasib anak Anda.
Ahay, tak boleh begitu saja, sebab dalil tersebut bisa dibenturkan dengan dahsyatnya Teori Humanistik: Manusia mau baik ataukah buruk, manusia itu sendiri yang memilihnya.…. Bingung euy….!!!
Jangan remeh-temehkan agen penyakit di PAUD
Wahai ibu-ibu dan ayah-ayah di
Kompasiana, seksamalah dalam memilih PAUD. Bukankah PAUD adalah
‘kolektor’ anak-anak kecil, di tempat ini terjadi interaksi anak,
interaksi dengan lingkungan yang meliputi peralatan permainan, peralatan
makan dan minum dan seterusnya?.
Ibu sayang kepada anak-anak, bukan?. Coba perhatikan sarana di PAUD kita, kesannya sedikit amatiran. Mendirikan PAUD untuk economic need belaka, itu tak baik. Tak jarang kulihat sepetak rumah tempat tinggal ‘dipaksakan’ menjadi sebuah gedung PAUD.
Perlukah penulis ungkapkan bagaimana cemasnya Anda ketika mulut anak Anda hadir bercak
putih?. Lidahnya pun turut ‘keputihan’ nan bau. Jangan heran jika anak
tiba-tiba demam, bahkan tinggi sekali suhu tubuhnya. Apakah ibu belum
menyadari bahwa ini ulah dari sang pembuat demam yang bernama rubeola?. Belum lagi dermatitis, scabies, ISPA, infeksi usus yang dimotori pluralnya jenis cemilan anak yang tak sempat terpantau oleh pengelola dan staf di PAUD.
Saya takkan berlama-lama di sini
membahas kronologi biomedisnya, namun penulis hanya menyayangkan kepada
pengelola PAUD dengan mudahnya mendirikan PAUD tetapi tak dilengkapi Tim Medis.
(minilmal kerjasama dengan sebuah klinik, red). Buat saya, ini adalah
persyaratan absolut sebuah institusi pendidikan bernama PAUD. Tanpa
berkiblat ke negeri China-pun, unit pelayanan kesehatan di PAUD wajib
diadakan guna monitoring berkala kesehatan setiap anak.
Buat saya lagi, PAUD bukan sebatas
Kelompok Bermain (KOBER), bukan pula sekedar ‘menitipkan’ anak, juga
bukan semisal ‘rumah kedua’ dari sang anak. Namun, jauh dari itu.
Kesehatan anak adalah hak mereka, dan saya jadi ketakutan jika suatu
saat PAUD justru tersulap menjadi miniatur rumah sakit yang memantik
infeksi nosokomial, antar anak bermanifesto agen penyakit menular
(generatif).
* * *
Anak-anak kita adalah makhluk
latah, kitalah yang sangat wajib bertindak bijaksana agar tidak
terjerembab sebuah bisnis yang melemahkan kesehatan anak. Dirikanlah
sebuah PAUD yang menyediakan sarana kesehatan anak.
Orangtuapun wajib selektif dalam
memilih PAUD. Tanpa sadar, sesungguhnya anak-anak Anda adalah masa depan
Indonesia. Ikhlaskah bangsa Indonesia akan datang disasaki oleh
generasi lemah fisik akibat seringnya terserang penyakit di masa kecil?.
Jangan katakan lagi, menghadirkan anak di PAUD agar cerdas, tapi lupa
bahwa anak ‘diserahkan’ ke PAUD juga untuk kesehatan mereka. Jadi jangan
sembarangan ya..!.
PAUD-kan anak Anda untuk
menyehatkannya, namun jangan pautkan dengan terpaparnya super jazad
renik agar tak dikeroyok bakteri-bakteri, dikepung virus dan diberondong
mikroba-mikroba yang disebabkan minimnya atensi pengelola PAUD akan
sebuah fasilitas kesehatan dan ketiadaan tim medikal…!!!^^^
[Sumber : http://www.kompasiana.com]
Artikel - berita lainnya, klik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar