GURU SEJATINYA TETAP KUNCI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. NAMUN, SEBAGAI AGEN PERUBAHAN, GURU DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKUKAN VALIDASI MEPERBAHARUI KEMAMPUANNYA, SESUAI DENGAN TUNTUTAN ZAMAN AGAR TIDAK TERTINGGAL

Loading...
 

Jumat, 13 Januari 2012

Fenomena Mobil Esemka

Oleh Mohammad Nuh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Di awal tahun ini, masyarakat kita mendapatkan suguhan kehadiran mobil buatan siswa SMK dan disambutnya secara antusias. Ini bisa dilihat dan rasakan, dalam pemberitaan di media massa cetak dan elektronika yang cukup mendominasi, bukan saja telah menyita perhatian masyarakat, tapi juga menyita halaman dan menjadi sajian utama (head line) beberapa media massa cetak dan elektronika.

Sebenarnya apa yang dihasilkan oleh siswa SMK dalam menghasilkan produk mobil Esemka itu bukan sesuatu yang tiba-tiba dan kebetulan, tapi telah dilalui dalam tiga-empat tahun terakhir, sehingga memang telah disiapkan. Kalau pun kemudian masyarakat seperti terkaget-kaget dengan kehadiran mobil itu, wajar adanya, karena memang selama ini kegiatan mereka belum terekspos secara besar-besaran.

Tulisan berikut selain ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi masyarakat yang antara lain ditunjukkan lewat berbagai pemberitaan di media massa, juga ingin memperjelas duduk perkara dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan terhadap prestasi anak bangsa kita dengan mobil Esemka ini.

Tiga Hal

Sedikitnya ada tiga fenomena yang menyertai dari pemberitaan mobil Esemka dimana masyarakat sedemikian luas telah mengapresaiasinya, sehingga terkesan di luar kelaziman. Pertama, adanya kerinduan di tengah masyarakat untuk menghasilkan sesuatu karya anak bangsa, terutama karya yang berbasis pada penguasaan dan penerapan teknologi. Mobil Esemka telah memberikan jawaban atas kerinduan itu, sehingga antusiasme dan apresiasi masyarakat dari berbagai golongan begitu luar biasa.

Kedua, bahwa satu produk bisa dimanfaatkan untuk membangun dan mengangkat citra. Ini bisa dilihat dari semaraknya para politisi atau masyarakat yang berlabel politisi, memanfaatkan dan mengapresiasi kehadiran mobil Esemka. Jika melihat hiruk-pikuk pemberitaan, sesungguhnya mobil Esemka telah berhasil untuk dijadikan sebagai media pencitraan bagi sebagian masyarakat.

Apakah itu salah? Tidak. Itu sah-sah saja. Dan kita harus memberi penghargaan untuk itu. Karena melalui apresasi yang dilakukan itulah, kini masyarakat mulai mengenal kualitas siswa SMK. Tentu yang harus disampaikan di sini, sejatinya bukan hanya mobil Esemka yang telah berhasil dibuat oleh siswa SMK, tapi ada berbagai produk lain seperti, sepeda motor, laptop, LCD, perkakas industri dan lainnya.

Ketiga, bahwa potensi dan karya anak bangsa kita melalui jalur pendidikan, sebenarnya sudah menampakkan hasilnya. Ini bisa dibuktikan dengan berbagai produk yang dibuat anak-anak SMK juga produk-produk penelitian atau riset di perguruan tinggi, antara lain: konsorsium beberapa perguruan tinggi (ITS, ITB, UGM, UI dan Politeknik Elektronika Surabaya), insya Allah akan meluncurkan satelit nano, yang dikembangkan melalui prinsip-prisnip nano teknologi. Universitas Airlangga yang telah mendapatkan apresiasi dari WHO dalam penelitian vaksin flu burung (H5N1) yang sudah siap untuk diproduksi secara massal. Dan kerjasama riset antara Universitas Andalas dengan perguruan tinggi di Slovakia, dibidang gandum telah menunjukkan keberhasilannya. Itu, sebagaian dari prestasi anak bangsa yang telah membuktikan keunggulan yang bisa meningkatkan rasa percaya diri (self confidence).

Semua fakta tersebut adalah menjadi bukti seperti apa yang berulang kali disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa dengan semangat kita bisa (can do spirit) disertai usaha yang sungguh-sungguh insya Allah keberhasilan itu akan menjadi kenyataan dan keniscayaan. Memang kita harus secara terus menerus menyiapkan dan memperbesar Generasi Pemungkin (Enabler Generation) yaitu generasi yang mampu merubah segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan semua persoalan menjadi jawaban.
Pertanyaannya kemudian, apa yang harus kita lakukan berikutnya dengan telah direngkuhnya rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa?

Kepentingan Politik?

Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan ke depan, bukan saja terhadap mobil Esemka, tapi juga terhadap berbagai prestasi anak bangsa.
Pertama, melakukan konsolidasi terhadap apa yang selama ini telah dihasilkan dan diciptakan yang tersebar diberbagai sektor, baik di dunia pendidikan maupun di lembaga-lembaga penelitian atau riset.

Konsolidasi ini penting, untuk meningkatkan efek penyempurna dari berbagai hasil yang telah dicapai, sekaligus menetapkan dan memfokuskan suatu produk yang layak secara teknis, ekonomis, dan sosial untuk diproduksi secara masal.Tentu dibutuhkan keberanian dan tekad untuk segera memantapkan jalur produk yang diinginkan, sehingga bisa segera dikonkritkan.

Saatnya tahun 2012 kita jadikan sebagai tahun konsolidasi potensi akademik, riset, ekonomi dan bisnis serta merumuskannya dalam kebijakan yang jelas dan realistis dalam mewujudkan sebuah produk yang kita butuhkan.

Pada titik inilah, maka hal kedua yang harus dilakukan adalah memberikan jaminan politik (political assurance), jangan sampai keinginan untuk merealisasi produk-produk tadi, dikalahkan dengan kepentingan politik sesaat atau kepentingan bisnis jangka pendek, sehingga mengubur hidup-hidup semangat dan prestasi yang telah dimiliki anak bangsa ini.
Ini perlu disampaikan, bukankah kita pernah memiliki pengalaman, ketika bangsa ini mamasuki usia 50 tahun kemerdekaan, kita sudah memiliki produk teknologi pesawat terbang, tapi karena kepentingan politik yang lebih mengemuka, akhirnya kesempatan itu dikubur. Gagasannya tidak jalan, dan kini kita menyadari ternyata apa yang dilakukan itu salah dan keliru.

Kini kemampuan anak bangsa kita di bidang teknologi kembali tampak. Karena itu janganlah ada intervensi politik dan kepentingan bisnis yang berujung pada kematian dari rasa percaya diri untuk menghasilkan suatu produk.

Ketiga, sesegera mungkin untuk mewujudkan hasil konsolidasi prestasi tersebut menjadi produk nyata dan bisa dikomersialkan. Kolaborasi real antara kementerian perindustrian, perdagangan, BUMN, pendidikan dan kebudayaan dan keuangan serta kementerian dan lembaga lainnya akan mempercepat realisasi gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Kita sangat yakin dengan fakta: populasi 240 juta jiwa, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkelanjutan dan inklusif akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan demikian, produk-produk apapun yang kita hasilkan disertai dengan jaminan kelayakan seperti mobil Esemka, akan bisa diserap pasar dalam negeri sendiri.

Dengan potensi pasar sebesar itu, tidak harus rasanya kita berorientasi ekspor, karena memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri saja sudah cukup menjanjikan. Disinilah pentingnya kita memberikan apresiasi konstruktif, sehingga rasa percaya diri dan kemampuan teknis anak bangsa menemukan tempatnya. Semoga.

[Sumber : http://kemdiknas.go.id]

1 komentar:

Jalius.HR mengatakan...

Apa yang sedang terjadi di SMK, memang sudah sewajrnya. Anak-anak bangsa kita sangat kreatif dalam berkarya. Tapi ada suatu hal yang belum mendukung. Yakni peraturan atau perundang-undangan. Saya sering mengikuti berita tentang kegiatan anak muda di Indonesia, banyak bentuk kegiannya sangat bagus, kelanjutannya dilarang. dengan alasan tidak /belum ada izin, tidak sesuai dengan standar Internasional dsb. Tempo hari ada anak muda di daerah Bandung, mencoba merakit pesawat (helycopter),hampir siap lantas di larang oleh polisi, alasan yang digunakan adalah cukup IPTN saja. STM Padang Panjang juga pernah merakit Sepeda motor, juga dilarang lewat dijalan raya. PT Pupuk kalimantan Timur juga bisa membuat truk, juga matisuri.
Inilah hal-hal yang diingatkan oleh menteri Depdikbud tersebut diatas, jangan sampai berujung pada kematian. Sekarang bagaimana kita semua bisa mendukung.

e-Newsletter Pendididkan @ Facebook :

Belanja di Amazon.com :

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]