PADANG, -- Masing-masing
peserta Gebyar Sumbar Expo (Bidang Pendidikan) dari kabupaten/kota
Sumatera Barat jangan seperti “katak di bawah tempurung”.
Jangan
cepat berpuas diri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) yang dimiliki. Jadikan kegiatan pameran, seminar dan aneka lomba
di iven ini sebagai pemantik untuk untuk introspeksi dan evaluasi diri
atas ketertingalan selama ini, sekaligus sebagai motivasi untuk lebih
maju dan berkembang dalam penguasaan Iptek.
Demikian
diserukan Dr. Ir. Ari Santoso, seorang pakar dari Pustekkom Kemendiknas
yang tampil sebagai salah seorang narasumber dalam seminar bertema
“Pendayagunaan TIK untuk Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di Sumatera Barat”.
“Dari iven ini setidaknya
kami bisa memperoleh gambaran sejauh mana kompetensi kabupaten/kota
Sumbar dalam pengusaaan Iptek. Dengan demikian, kami bisa memberikan
parameter tentang kualitas pendidikan di Sumbar secara umum. Baik dari
sisi pelaksanaan Ujian Nasional (UN), tingkat kelulusan dan sebagainya,”
papar Ari Santoso, diamini rekan sejawatnya, Ir. Monang Sinambela.
Diingatkan
lebih lanjut bahwa beragam keunggulan yang ditampilkan peserta di iven
Gebyar Sumbar Expo (Bidang Pendidikan) Rabu (2/5) hingga Jum’at (4/5)
bukan jaminan kualitas pendidikan Sumbar lebih unggul dibanding provinsi
lainnya di Indonesia.
“Ini baru untuk wilayah
Sumbar. Belum lagi jika iven sejenis diadakan se-Sumatera. Bisa saja
Sumbar jauh tertinggal dibanding Sumsel, Aceh atau Medan. Untuk itu,
selalu asah kemampuan dan tingkatkan kemampuan Iptek, sehingga sektor
pendidikan Sumbar bisa bercokol pada posisi membanggakan,” ujarnya.
Menurut
Ari Santoso yang sangat mendukung jika Gebyar Sumbar Expo (Bidang
Pendidikan) dijadikan agenda tahunan , anggaran pendidikan sebenarnya
tak mengenal batas, kendati berdasarkan kekentuan UU terikat di angka 20
persen untuk alokasinya. Baik di tingkat pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota. Masing-masing punya keterikatan dan dituntut bisa
meningkatkan standar dan kualitas pendidikan.
Sebagai
bukti bahwa sebenarnya anggara pendidikan tak mengenal batas,
pemerintah pusat menggelontorkan bantuan tambahan untuk sekolah-sekolah
berwujud dana BOS, DAK dan sederet lainnya. Begitu juga Pustekkom
Kemendiknas, juga memberikan anggaran ke daerah, yang salah satu
tujuannya supaya ada keterikatan antara pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. [Sumber : http://www.sumbaronline.com/]
Berita Terkait lainnya, klik :
Berita Terkait lainnya, klik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar