|
|
Oleh : Athor Subroto
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ
لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS. Al Hasyr [59]: 18)
TAHUN baru,
saatnyamerubahhaluan.Bisakekanan, ke kiri, ataubahkan mundursatulangkah.Tujuannya,
memperbaharui strategi yang hendak dijalanilebih lanjut.Sasarannya jelas, menghin dari terulangnya berbagai kesalahan yang
pernah terjadi.Gol-nya, meraih hasil
yang lebih besar dari pada sebelumnya.
Namun demikian, tidaksemua
orang memiliki kemampua nuntuk merubah gaya hidupnya. Kebanyakan dari mereka, statis.Tidak ada perubahan sama sekali.
Untu kapan berubah, begini saja sudahl umayan,
fikirnya.
Padahal, kalau mereka mau merubah
strategi lama dengan yang baru, bisa jadi keberhasilan berlipat-ganda dibanding
sebelumnya. Namun, mereka enggan dan malas untuk itu. Hasilnya, begitu-begitu
saja. Ndak ada kemajuan.
Berbeda jauh dengan kelompok yang
orientasinya jauh ke depan. Mereka melakukan perubahan dengan stile-nya
sendiri yang diyakini. Menggunakan ilmu yang relevan dengan perkembangan zaman.
Tidak ketinggalan, pengalaman masa lalu mereka jadikan modal yang
sangat berarti. Mengapa bisa rugi. Mengapa bisa untung besar.
Pengalaman ini mereka jadikan guru
yang terbaik dalam memacu kegiatannya. Sebagaimana pepatah, Experion is the best teacher, pengalaman adalah
guru yang terbaik. Hal
ini sesuai dengan firman Allah Swt di dalam Surah Al Hasyrayat 18 tersebut di atas.
Menurut Al Qur’an dan Tafsir Kementerian Agama
RI Jilid 10, kata Lighad dalam ayat tersebut, artinya hari esok.
Maksudnya hari-hari yang akan datang. Lebih lanjut dikatakan, Allah
memerintahkan agar setiap mukmin memperhatikan perbuatan-perbuatannya di masa
lalu untuk perbaikan dan kepentingan masa depan di akhirat.
Ada mafhum mukhalafah yang terkandung dalam tafsir itu,
bahwa masa lalu memiliki arti sangat penting dalam menunjang keberhasilan hidup
di masa depan.
Jika berfikir cara mengubah hidup seperti mengayunkan tongkat ajaib, bim
salabim, maka fikiran itu keliru. Jika ingin mengubah hidup, perlu bersedia
untuk berproses. Orang-orang hebat itu adalah mereka yang sudah melalui proses.
Tidak (ujug-ujug) terjadi begitu saja.
Seringkali orang tertipu oleh persepsi sendiri. Katanya, orang yang
lebih baik itu sudah dari sononya. Padahal tidak, mereka sudah melalui proses
dan memerlukan waktu serta pengorbanan untuk sampai dalam tahap tertentu. Dalam
bahasa agamanya, melalui ikhtiar dan tawakkal.
Orang yang berhasil memiliki jabatan tinggi, karena dia sudah melalui
proses yang mengubah dia menjadi pribadi yang pantas, dan sanggup mengemban
jabatan tersebut.
Begitu juga, orang yang berpenghasilan tinggi-pun, sudah melalui proses
untuk mengasah insting dan kemampuannya dalam mendapatkan penghasilan
besar.
Orang ‘alim pun sama. Mereka telah melalui proses menimba ilmu agama dalam
waktu yang tidak sedikit, dan bulghah yang cukup -sebagai bekal.
Cara Mengubah Hidup Itu Menyeluruh
Banyak yang mengira, jika dia sudah memiliki modal, segalanya akan lebih
baik. Bisa jadi, jika yang lainnya sudah baik, misalnya mindset dan
kemampuannya sudah baik - kehadiran modal akan membuatnya lebih baik. Namun
tidak semua orang punya modal lalu menjadi lebih baik. Bahkan, modal malah (bisa)
menghancurkannya. Mengapa, sebab kebaikanyang hanya dari satu segi saja -belum
cukup.
Seseorang tidak akan menjadi baik jika hanya mengandalkan skill teknis
saja. Diperlukan kemampuan lain untuk meraih sukses. Bukan hanya masalah
kemampuan teknis saja. Misalnya, hanya bisa membuat ayam goreng saja, tidak
akan bisa merubah seseorang menjadi pengusaha ayam goreng besar. Sebab, diperlukan
kemampuan yang lain.
Langkah Pertama: Kejelasan
Seseorang akan bingung jika tidak jelas arah perubahan hidupnya. Seperti
saat mengendarai mobil.Dia akan mudah mengarahkan setir mobil jika sudah
mengetahui tujuan dengan jelas. Jika tidak, maka mobil bisa
tidak tentu arah dan entah akan melaju kemana.
Tentukan, apa definisi lebih baik itu dengan jelas dan terukur. Jika
mau lebih baik dari sisi ekonomi, baik apanya? Misalnya penghasilan -ingin
lebih baik? Berapa lebih baik itu? Kapan?
Artinya, langkah pertama harus membuat
sebuah tujuan yang SMART, dimana
tujuan itu lebih baik dari kondisi saat ini.
Langkah Kedua: Tekad
Banyak yang ingin berubah, tetapi hanya ingin. Dia tidak juga melakukan
perubahan. Mengapa? Sebab dia tidak memiliki tekad yang bulat.
Keinginan yang kuat, ditunjang tekad yang bulat, akan menghasilkan
perubahan yang berarti. Dalam proses perubahan, akan bertemu banyak halangan
dan rintangan. Bahkan, ada kecenderungan
untuk kembali ke tempat semula. Nah, untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan
tekad yang bulat.
Tekad yang bulat, artinya harus siap dan mau “membayar” apa pun yang diperlukan
untuk mengalami perubahan.
Kenyataanya, banyak yang ingin berubah, tetapi mereka tidak mau memenuhi
syaratnya. Keinginan dan tekad mereka lonjong. Kemudian akhirnya mereka
berdalih bahwa kondisi saat ini sudah yang terbaik. Padahal belum.
Langkah Ketiga: Hati
Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka
baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah,
bahwa itu adalah hati.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini sudah sangat jelas, jika ingin berubah menjadi lebih baik,
ubahlah hati lebih dahulu. Hati meliputi perasaan dan fikiran. Maka, wajar
banyak metode pengembangan diri yang fokus membenahi menejemenperasaan
dan pikiran.
Bersihkan hati dari dosa, dari perasaan negatif, dari berburuk sangka,
khawatir, lemah, takut, ragu, dan berbagai penyakit hati lainnya. Niscaya akan berubah menjadi pribadi yang jauh lebih optimis, bersemangat, dan
memiliki energi yang tinggi untuk berubah.
Penghalang perubahan itu ada di hati, maka bersihkanlah jika ingin berubah.Kalau
tidak mau merubah hati menjadi bersih, hasilnya ya tetap memble. Alias
gagal.
Langkah Keempat: Prioritas
Hal pokok keempat yang perlu dilakukan adalah mengatur skala prioritas.
Perubahan akan tergantung apa yang diprioritaskan. Jika memprioritaskan
tindakan-tindakan yang biasa dilakukan, maka hasilnya pun akan seperti biasa.
Mengapa berharap yang lain?
Kadang banyak orang yang merasa sudah melakukan sesuatu untuk perubahan. Tetapi
tidak menjadi prioritas, sehingga tidak memberikan hasil yang signifikan.
Hasilnya akan didominasi oleh apa-apa yang diprioritaskan.
Lihatlah, apakah sudah punya rencana untuk berubah? Maka prioritaskan
tindakan pada rencana itu.
Langkah Kelima: Istiqamah
Kelanjutan dari memprioritaskan adalah harus istiqamah dalam melakukannya.
Jika tidak, maka hasilnya tidak akan berarti untuk mengubah hidup. Lakukan
terus dan terus sampai merasakan perubahan itu.
Konon, istiqamah adalah hal yang paling sulit dan berat. Menjaga istiqamah
itu tidak mudah. Tapi, ini harus dilakukan jika mau berubah. Karena, istiqamahmemiliki energi yang hebat. Dalam maqalah dikatakan
اَلْإِسْتِقَامِةُ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِكَرَمَةٍ sikapistiqomah itulebih baikdari seribu kemulyaan.Padahal,
diberi satu kemulyaan saja, sudah luar biasa hebatnya.Apalagi seribu kemulyaan.Sungguh,
suatu predikat yang spektakuler.
Langkah Keenam: Motivasi
Istiqamah itu berat. Untuk itu, dibutuhkan energi yang lebih besar agar
bisa terus melakukannya. Semakin jauh perjalanan, akan semakin dibutuhkan
energi yang lebih banyak. Semakin jauh perjalanan, bahan bakar harus siap
sedia. Jangan sampai roda berhenti-berputar karena kehabisan energi.
Agar terus istiqamah dalam bertindak, maka harus memiliki motivasi
yang cukup sampai akhir. Jangan sampai berhenti ditengah jalan. Jika berhenti,
tidak akan pernah sampai ketujuan.
Seseorang yang ingin sukses harus memiliki senjata-senjata yang bisa
memotivasi diri. Misalnya, cita-cita yang kuat,
tekad yang bulat, semangat yang tinggi, bekal yang cukup, teman yang
berkualitas, sabar, syukur, ikhtiar dan tawakkal.
Langkah Ketujuh: Optimis
Enam langkahtadi akan percuma, jika seseorangdihinggapi penyakit pesimis.
Kadang, perubahan itu membutuhkan waktu yang lama. Membutuhkan proses dan
perjuangan. Seseorang akan bisa berproses jika memiliki optimisme yang
tinggi.
Optimis adalah yakin, bahwa dirinya bisa berubah, meski
setelah usaha panjang masih belum terlihat hasilnya. Keyakinan mesti terus dijaga.
Suatu saat perubahan itu akan tiba.
Optimis menjadi sebuah pelengkap yang mutlak harus ada.
Banyak orang yang gagal(usaha apapun saja) karena mereka kehilangan optimisme.
Apalagi kalau sudah masuk katagori frustrasi dan patah arang.
Pasti gagal dan gagal lagi, sampai tak terhitung usianya. Maka, optimis
adalah motor-penggerak yang sangat ampuh menuju sukses. Man jadda wajada. Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar