Oleh : Drs. H. Athor Subroto, M. Si
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri
Terasa memang, betapa keringa-keruntangnya
negeri ini. Sawah ladang dan kebon menangis –seakan mulutnya menganga lebar.
Jeritan tangis bocah terdengar bersaut-sautan. Mereka kehausan. Sedang ibu dan babaknya
pergi jauh mencari tetesan embun yang terkumpul di ladang dan lekuk sungai
mengering, terhimpit bebatuan.
Pepohonan rontok daunya. Kekeringan membakar tumbuh-tumbuhan. Tak satupun yang terhindar. Kecuali pohon
yang kokoh dan tahan di musim kemarau.Negeri ini terasa bagai Jazirah Arab.
Kering kerontang. Tak ada air setetespun terdapat di padang pasir.
LaporanREPUBLIKA.CO.ID (31/7), Kekeringan
mulai melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Diperkirakan ada 200 ribu hektare
lahan perkebunan yang mengering dan terancam gagal panen.
Tentu tanah subur menjadi dambaan umat. Dari sana akan tumbuh
berbagai tanaman. Padi, sayur, dan buah-buahan –tumbuh menghijau dan merekah.
Membuat wajah manusia menjadi berubah, sumrengah. Semua pihak hendaknya berusaha
untuk mencari solusi. Mendapatkan aliran air untuk menyiram pertanian, dan
kebutuhan lainnya.
|
|
Salah satu upaya pemerintah
mengatasi kekeringan ini, REPUBLIKA.CO.ID,(31/7) melaporkan, Sebagai langkah
cepat menanggulangi bencana kekeringan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menyebut bahwa pemerintah telah menyebar ribuan pompa air ke sejumlah wilayah
yang membutuhkan air.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran
Sulaiman mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar
untuk membangun ratusan embung. Dia mengatakan, pembangunan embung itu akan
dilakukan di daerah-daerah endemik kekeringan yang tersebar di seluruh
Indonesia."Kita tahu daerah endemis kekeringan itu kurang lebih 200 ribu
hektare," ucapnya (23/7).
Bagi umat Islam, ada senjata ampuh
untuk mengatasi problema kekeringan.
Ialah shalat Istisqa’. Istisqa’ secara bahasa adalah meminta turun hujan.
Secara istilah, meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara
tertentu, ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Hukum shalat Istisqa’ adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk
minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang
masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ اِسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ
أَنْهَارًا(12(
Maka aku katakan kepada mereka:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Rasulullah
SAW bersabda, artinya:
Ibnu Abbas Ra berkata: Nabi Saw
keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada
Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau
tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti
khutbahmu ini. (HR. Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan
Ibnu Hibban).
DalamHadis lain disebutkan,Dari Anas
bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari
pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui Rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai
Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah
tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata
Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya
Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat
kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan
sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk
melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti
lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA
berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul
lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul
SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul Saw sambil
berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai
penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah Saw mengangkat
tangan dan berdoa: Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan
adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit,
danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR.
Bukhari)
Macam-Macam Istisqa’
Istisqa’ memiliki
tiga macam, yaitu:
- Istisqa’
yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga khutbah setelah
shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya
dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
- Istisqa’ pertengahan, yaitu doa setelah
shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang
lain.
- Istisqa’yang paling utama adalah Istisqa’ dengan di dahului shalat dua
rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk
kampung atau kota.
Waktu Istisqa’
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan
kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan
shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang
dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur
sebagaimana shalat Id.
Tempat Shalat Istisqa’
Shalat Istisqa’ dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid
Adab sebelum shalat Istisqa’
- Memperbanyak
istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
- Menghindari
perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
- Didahului
dengan berpuasa tiga hari
- Hari
pelaksanaan dianjurkan puasa.
- Memperbanyak
sedekah.
- Sebelum
pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi,
bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang
sederhana.
- Berangkat
ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqa’
- Shalat
dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Id.Rakaat
pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:”
lakukan pada Istisqa’
seperti pada waktu ‘Id”.
- Rakaat
pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat
Al-Ghasiyah
- Setelah
shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
- Berdoa
menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
- Dianjurkan
doa Istisqa’
dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih.
- Bertawasul
dengan amal shalih.
- Khusus
untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau serbannya.
- Dianjurkan
imam keluar bersama masyarakat.
- Dianjurkan
membawa binatang ternak.
Doa Istisqa’ :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ
اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ
وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ
قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ
اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِناَ غَيْثاً مُغِيْثاً هَنِيْئاً مَرِيْئاً غَدَقاً
مُجَلِّلاً سَحّاً عَامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ
وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا
نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا
مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنَا الغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ القَانِطِيْنَ.
اَللَّهُمَّ إنَّ بِالْعِبَادِ وَالبِلاَدِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْلأَوَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا
لَا نَشْكُوْهُ إِلَّا إِلَيْكَ. اَللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ،
وَأدِرَّ لَناَ الضَّرْعَ، وَاسْقِناَ مِنْ بَرَكاَتِ السَّمَاءِ، وأنْبِتْ لَناَ
مِنْ بَرَكاَتِ اْلأَرْضِ؛ اَللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالجُوعَ
والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاَءِ ماَ لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ.
اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَانصُرْناَ عَلَى اْلأَعْدَاءِ.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ أَمَرْتَناَ بِدُعاَئِكَ وَوَعَدْتَناَ إِجاَبَتَكَ، وَقَدْ دَعَوْناَكَ
كَماَ أَمَرْتَنَا فَأَجَبْناَ كَماَ وَعَدْتَناَ، اَللَّهُمَّ اَمْنِنْ عَلَيْناَ
بِمَغْفِرَةٍ مَا قاَرِفْناَ، وَإِجاَبَتِكَ فِي سِقياَناَ، وَسِعَةْ رِزْقِناَ.
Segala puji bagi Allah Rabbul
‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang Merajai
hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah.Yang melakukan apa yang Ia
kehendaki.Ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau
Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan
apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang
lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan
3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan,
menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan
terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada
pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu,
sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang
terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan
jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan
penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak
mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah
susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah
tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan,
dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat
menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan
tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk
berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana
engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya
Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan
untuk kami dan kelapangan rezeki.
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّباً هَنِيئاً ناَفِعاً. اَللَّهُمَّ
حَوَالَيْناَ وَلاَ عَلَيْناَ.وَيَقُوْلُوْنَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ
وَرَحْمَتِهِ
Ya Allah jadikan hujan yang
menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan
adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat
Allah.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
والحمد لله ربالعلمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar